Thursday, December 22, 2005

saved by the angel

Do you believe in 'angel'?

mixed feeling. I can't say....
never struck on my mind.

but that day, I think the angel was with us.

hari yang terus rintik, Berkeley menjadi sendu. setelah perjalanan panjang dari satu kereta ke kereta berikut, sampai juga kita di UC Berkeley. tapi kita tetap riang dan tertawa dan bercanda. hujan boleh tidak berhenti, but holiday goes on..... our feet need space!

brokeback mountain... adalah cinta mendayu yang membuat kita lupa waktu pulang. oh gosh! we had to wait the 12.25 train! waiting is boring. we have to make it fun then....
singing is the answer.... malaika, nakupenda malaika.... (I don't know the right spelling of this swahili song) means: angel, I love you angel. on and on....

malas jalan kaki, membuat kita tergoda stop di Palo Alto dan menunggu bis. malas adalah jahanam.... kenapa sih malesssss??? we had to wait another hour! karena dengan imutnya engga ngecek jadwal. what's next? malaika, nakupenda malaika.....

ketika bis datang, that's an amazing experience. never happened to me before. bus was full of..... homeless! who were cuddling their big bag and had goodnight sleep and happiest face and special smells. and us? we were stunning, speechless and dag dig dug.... but only me and ajeng I think... the others were sooo sleepy....

Hollywood store...hollywood store... where are you?? ini patokan jalan menuju rumah ony di mountain view. I hate you hollywood , I hate you. you made me rushed and stupid. I didn't know why.... that's a wrong stop or we had a block mind. for summary, we had lost! we didn't know where we were. adrenalin naik lahhhh..... sunyiiiiii. calling and calling and confused. at the end we chose to walk and walk and walk. didn't know how many miles. we saw a cab, tried to stop but it went away. walk and walk and sad. then, that funny (but sometimes scary) guy who taught us that malaika song called.... asking and telling standard and (we thought) stupid things.

but, you know what? his funny and stupid questions made me turned around.... and there was yellow blinking car coming in the middle of nowhere !! it's a cab!!

happy ending. we're saved by our malaika.... our angel

jul-dec 05

Saturday, December 17, 2005

Santa and the reindeer




How does Santa look like?

He was dressed all in fur, from his head to his foot
his clothes were all tarnished with ashes and soot
he looked like a peddler just opening his pack
his eyes -- how they twinkled!
his dimples how merry!
his cheeks were like roses,
his nose like a cherry!
his droll little mouth was drawn up like a bow
and the beard of his chin was as white as the snow
the stump of a pipe he held tight in his teeth
and the smoke it encircled his head like a wreath
he had a broad face and a little round belly
that shook, when he laughed like a bowlful of jelly
he was chubby and plump, a right jolly old elf

and how about the reindeer?

There are 8 tiny reindeer
their names are Dasher, Dancer, Prancer, Vixen, Comet, Cupid, Donder and Blitzen

as dry leaves that before the wild hurricane fly
when they meet with an obstacle, mount to the sky
so up to the house-top the coursers they flew

MERRY CHRISTMAS!

taken from 'The night before Christmas' by Clement Moore

Sunday, December 11, 2005

Nuansa bening

(Keenan Nasution)

oh tiada yang hebat dan mempesona
ketika kau lewat di hadapanku
biasa saja

waktu perkenalan terjalin sudah
ada yang menarik pancaran diri
terus mengganggu
mendengar cerita sehari-hari
yang wajar tapi tetap mengasyikkan

kini terasa sungguh
semakin engkau jauh
semakin terasa dekat
akan tumbuh kembangkan
kasih yang kau tanam
di dalam hatiku

oh tiada kejutan pesona diri
pertama kujabat jemari tanganmu
biasa saja
masa perkenalan lewatlah sudah
ada yang menarik bayang-bayangmu
tak mau pergi
dirimu nuansa-nuansa ilham
hamparan laut tiada bertepi

menatap nuansa-nuansa bening
tulusnya doa bercinta

Our song-forEVER...

Old habits die hard

(Mick Jagger & Dave Stewart)

I thought I shook myself free,
you see, I bounce back quicker than most,
but I'm half delirious, it's too mysterious,
you walk through my walls like a ghost.


And I take everyday at a time,
I'm proud as a lion in his lair,
now there's no denying it, and no decrying it,
you’re all tangled up in my head.


Old habits die hard, old soldiers just fade away,
old habits die hard, hard enough to feel the pain.


We haven't spoken in months,
you see, I've been counting the days,
I dream of such humanities, such insanities,
I'm lost like a kid and I'm late.


But I've never taken your calls,
you see, I put the block on my phone,
I act like an addict, I just got to have it,
I never can leave it alone.


Old habits die hard, old soldiers just fade away,
old habits die hard, harder than November rain.
Old habits die hard, old soldiers just fade away,
old habits die hard, hard enough to feel the pain.


And I can't give you up, can't leave you alone,
and it’s so hard, so hard, and it’s hard enough to feel all the pain.


SOnG of tHe yeAr..... Jul-05

Sunday, December 04, 2005

Go on, teaching me about men and women

Hai, hai,

Pernahkah kamu berpikir tentang persentase sifat feminin dan maskulin dalam dirimu?
Memang, apa pentingnya, apa gunanya?
Ehmm, apa ini malah jadinya berkaitan dengan masalah jender yang tidak perlu?
Begitukah?

Beberapa minggu yang lalu, temanku menyelenggarakan sebuah diskusi tentang 'Women Wave'. Begini sebagian cuplikannya:

We are living in an environment where masculine power is valued, which is the quality of men. Living in such an environment where men power is valued we are trying to act like men, taking place of the man and destroying the possibility of harmonious contact. What is the function of woman? What is her power?

Rasanya memang benar kalau dunia ini masih mengagungkan masculine power. Tapi, aku tidak memandang maskulinitas sebagai sebuah hal yang dapat merusak harmoni. But anyway, I don't really care about that sentence, it's all about relativity for me.

Bagiku yang menarik adalah kalimat selanjutnya, kalimat pertanyaan itu. Aku tidak punya saudara kandung laki-laki. Kakak-kakakku perempuan. Bapak, walaupun dibesarkan dalam lingkungan yang patriarkis, tapi sama sekali tidak patriarkis. Di rumah, memang ada peran yang berbeda antara bapak dan mami. Peran yang memang diasosiasikan dengan peran fungsional laki-laki dan perempuan. Namun, di saat tercipta perubahan kondisi, bapak dengan sendirinya menjalankan peran yang sehari-hari bukan perannya. Misalnya, mencuci baju dan memasak.

Aku tidak suka mendikotomi peran. Tidak suka mengatakan ini pekerjaan perempuan, itu pekerjaan laki-laki. Aku sebal ketika berada di lingkungan patriarkis yang memungkinkan laki-laki untuk duduk-duduk, ngopi, makan enak.... tapi tak ingat bahwa semua itu bukan sulap. Apalagi tak ingat untuk berterimakasih dan menghargai.

Aku bersekolah di sekolah perempuan yang bagiku mengondisikan kemandirian dan meniadakan ketergantungan (salah satunya pada laki-laki). Menjauhkan anganku dari cita-cita romantis mendapatkan 'gentlemen'. Membuatku menertawakan simbol-simbol materialistik sebagai ungkapan cinta.

Pada intinya, aku menjauhkan diri dari pemikiran tentang pemisahan peran, baik yang bersifat mentalitas maupun fisikal. Karena bagiku, semuanya bisa sama. Hmm kecuali hal yang berkaitan dengan perkara biologis.

Kembali pada diskusi Woman wave, kembali pada pertanyaan tentang sisi feminin dan pemberdayaannya. Menarikku berkontemplasi sejenak tentang diriku sendiri. Selama ini - bagiku - peran apa, sifat apa, seharusnya bisa ada di dalam aku. Tergantung diriku sendiri. Tapi apa sebenarnya sisiku? Dulu sekali, dulu, kemarin, saat ini, selanjutnya? Let me feel it then....


"To begin with - let’s not ignore our sex. If we do not realize the woman within us, we will not be able to understand her properly." (Djyldyz Kydyrova, Nov 21, 05)

Jul-dec 05

Tuesday, November 29, 2005

Kura-kura mungil berterbangan

Apa yang dirasakan jika yang dinanti tak kunjung tiba?

Aku melihat ke luar jendela. Matahari datang dari satu arah yang salah. Tapi ia menciptakan bayangan kura-kura berterbangan. Tipis saja, harus diperhatikan dengan teliti. Aku tersenyum dan menanti. Kura-kura mungil tetap saja berterbangan dan belum mau mendarat. Matahari masih terlalu tinggi. Terlalu sulit untuk digapai.

Ada keengganan disana. Anehnya menyatu dengan keinginan yang menggebu. Berputar diantara kedua rasa yang bertolak belakang. Bergesekan tapi tak berpindah.

Kulihat sekali lagi... kura-kura mungil masih berterbangan. Belum mau turun....

Jul - Nov 05

Tuesday, November 15, 2005

The world of Peter Rabbit



"Once upon a time there were four little rabbits, and their names were - Flopsy, Mopsy, Cotton-tail and Peter. They lived with their Mother in a sand-bank, underneath the root of a very big fir-tree." (The Tale of Peter Rabbit by Beatrix Potter)

World of Peter Rabbit adalah karakter yang aku gemari sekarang. Walaupun judulnya World of Peter Rabbit, ternyata Peter tidak selalu menjadi tokoh sentral. Banyak sekali karakter yang ada dalam kisah-kisah menarik yang dibuat Beatrix Potter (1866-1943). Tapi memang Peter yang muncul menjadi karakter populer.

Selain Peter, si kelinci kecil yang selalu ingin tahu, tentu saja ada Flopsy, Mopsy dan Cotton-tail saudaranya. Ada juga Jemima Puddle-duck si bebek cantik yang ingin mandiri. Foxy Whiskered Gentlemen, rubah yang licik. Mr. McGregor, pemilik kebun yang kesal oleh ulah Peter. Benjamin Bunny, sepupu Peter yang juga selalu ingin tahu. Mrs. Tiggy-Winkle, ibu hedgehog, si tukang cuci yang baik hati. Squirrel Nutkin, tupai kecil yang cerdik. Karakter-karakter ini yang sudah aku baca ceritanya. Tapi masih banyak karakter lain seperti Tom Kitten, Jeremy Fisher,Hunca Munca, John Joiner, Samuel Whiskers, Mr. Tod, Miss. Moppet, dan Pigling Bland.

Gambar-gambar dalam cerita Beatrix Potter sangat detail, anggun, fasionable dan cute. Beatrix menggambar karakter-karakter tersebut bukan sekedar dari imajinasinya. Melainkan diperolah dari observasinya terhadap binatang-binatang peliharaannya. Ia adalah Victorian England girl dan dibesarkan di keluarga yang mampu. Oleh karena itu, Ia banyak belajar melukis.

Walaupun Beatrix tidak memiliki anak (Ia menikah di usia 47 tahun), namun cerita yang ia buat sungguh menarik untuk anak-anak (dan orang dewasa). Kisah-kisahnya memberikan detail tentang alam, binatang dan tumbuhan. Selalu ada nada bijaksana tapi tidak pernah menggurui. Peter si kelinci kecil yang selalu ingin tahu, tapi sebenarnya nakal.... tapi ya itu nakalnya anak-anak. ehmm tidak bisa bikin marah!

I love Peter Rabbit!
http://www.peterrabbit.co.uk/
Juli-Nov 05

Monday, November 14, 2005

Defensive stance, READY!


"Woman must NOT depend on the protection of man but must be taught to defend herself" (Susan B. Anthony, 1871)

Apa yang akan kulakukan jika aku diganggu seorang laki-laki?
Apa yang akan kulakukan jika segerombolan laki-laki melecehkan aku?
Apa yang akan kulakukan jika aku ada dalam situasi perkosaan?
Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Selama 30 tahun hidupku, aku membaca, mendengar, dan menonton televisi tentang kisah perkosaan. Bahkan aku mempelajarinya di kuliah. Cerita yang kerap aku dengar, tapi seolah jauh dan mengawang. Hidupku sejauh ini adalah aman. Lingkunganku rasanya bersih. Orang-orang disekitarku tampaknya orang-orang yang normal. Pelecehan dan perkosaan, jauh dari pikiranku. Ia hanyalah mitos bagiku.

Entah mengapa aku tidak pernah berpikir 'is it any ways to avoid such condition?'.
Entah mengapa aku kadang berpikir hal tersebut adalah musibah, nasib buruk.
Such a destructive mindset!

Empat kali hari senin ini aku beruntung. Aku punya kesempatan untuk mengikuti RAD (rape aggression defense) training yang diselenggarakan Harvard Police. Sungguh pelajaran dan pengalaman yang berguna.

You have choices to do something to save your own life!
Awareness,
risk reduction,
avoidance and
defensive
The intention is not to injure or kill anyone, it is simply to survive, be escape, nothing more.

Defensive stance, ready!
- I feel good.

Juli- nov 05

Sunday, November 06, 2005

".... any moment might be our last ..."

"I'll tell you a secret. Something they don't teach you in your temple. The Gods envy us. They envy us because we're mortal, because any moment might be our last. Everything is more beautiful because we're doomed. You will never be lovelier than you are now. We will never be here again." (Achilles - Troy, 2004)

Manusia tidak dapat dipisahkan dari kematian. Tidak juga Achilles, yang perkasa dan sangat tangguh dalam perang Trojan. Tidak juga Kurt Cobain, yang lagu-lagu spektakulernya sempat aku hapal. Tidak juga mamaku yang kupikir akan bersamaku hingga paling tidak usiaku 40 tahun. Kematian ada di depan mata sejak adanya kelahiran. Dua hal yang bertolak belakang namun tak terpisahkan bagai koin mata uang.

Manusia yang bertambah usia harus menerima ketuaannya. Keriput yang tak diundang, rambut putih yang menggoda, nafas yang terasa menipis, gerak yang melambat. Manusia detik ini, bisa jadi 180 derajat berbeda dari sebelumnya, bisa jadi 0,00001 derajat berbeda dari sebelumnya.

Muda adalah masa lalu, yang terkadang dikenang indahnya, terkadang dirindukan pedihnya. Pengalaman tidak akan berulang sama sebangun. Setiap kejadian adalah satu dan berbeda dari yang lainnya. Entah datar biasa saja, entah mengejutkan, entah memberi rasa. Adakalanya membuat terkenang, tertanam dalam memori. Adakalanya dibungkus dan disimpan untuk dilupakan.

Aku ingin bisa menikmati setiap momen milikku, yang putih, hitam, ataupun abu-abu. Seperti kata Achilles ".... any moment might be our last ..."

juli- Nov 05

Wednesday, October 12, 2005

Apa yang kau cari?


"I subscribe to the European philosophy, my priorities leaning toward wine, women, and --well, actually that's it wine and women. Although women and women is the fun option." (Alfie Elkins)

Alfie, this film is a humorous, sexy and often touching tale of philosophical womenizer (Jude Law) who is forced to question his seemingly carefree existence. (Paramount Picture, 2004)

Being single..... isn't it great?
Alfie adalah single sejati. dia cinta kebebasannya. Bisa memiliki seorang Julie, single mom yang penuh cinta. Bisa mendapatkan malam yang liar dengan Dorie, istri orang. Bisa menikmati kemewahan bersama Liz, perempuan yang cocok jadi ibunya. Bisa mengisi malam tahun barunya dengan Nikki, muda dan naif.

Kebebasannya terusik karena malam yang salah. Yang tidak seharusnya terjadi. Alfie bermaksud baik, mendamaikan Marlon sahabatnya yang sedang bertengkar dengan kekasihnya Lonnette. Tapi Alfie sial, di saat yang sama, Julie mencampakkannya karena tahu Alfie bercinta dengan Dorie.

Alfie kalut, Lonnette marah. Alfie dan Lonnette larut pada malam yang dingin dan hujan deras. Padahal mereka berdansa dengan indah. Padahal mereka adalah sahabat. Tapi terlanjur....
Selanjutnya? tambah kacau..... karena Lonnette hamil.

Alfie kangen Julie dan Max anaknya. Tapi Julie sudah menganggapnya masa lalu. Alfie membutuhkan 2 sahabatnya, Marlon dan Lonnette, tapi mereka jauh. Alfie ingin memperindah hubungannya dengan Liz, tapi kali ini Alfie hanyalah salah satu kekasih bagi Liz. Bukan satu-satunya.

Seorang Alfie, mempertanyakan kesendiriannya. Kebebasan yang ia puja. Kebebasan yang penuh petualangan. Tapi ternyata, kebebasan yang ... sepi.... yang tidak tahu sampai dimana.... Apa yang kau cari, Alfie?
Aku pun menangis untukmu.

-juli, Oct 05

Saturday, August 13, 2005

Terima kasih Gie



"Cahaya bulan menusukku, dengan ribuan pertanyaan. Yang takkan pernah kutahu, dimana jawaban itu... Bagai letusan berapi, bangunkanku dari mimpi. Sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati." (Theme Song Soe Hok Gie, 2005)

Sebuah senja yang padat manusia dan kata, tapi sepi rasanya. Pelangi ada di lain pulau. Hanya sebentar bagi hitungan kalender. Namun sejuta tahun bagi hatinya. Jam pasirnya berlalu sendirian, melupakan pikirannya. Menengok, membelalak, menengadah.... tanpa bisa menjamah, memeluk, mencinta. Angan ada dalam doa, tapi belum beranjak. Angan masih di alam mimpi.

Terima kasih Soe Hok Gie, untuk wajahmu, kisahmu, jalan pikiranmu dan puisimu. Begitu mengundang hatinya. Membawanya berlari, tapi tidak terengah. Membawanya menunduk, tapi tidak takut. Membawanya tersenyum, tapi juga menitikkan air mata.

Satu lagi, lagunya indah menusuk.

Jul-Aug 05

Friday, May 20, 2005

What to Eat around the Square

Hobi aku dan Ari ngemil dan ngopi. Sepertinya disini tersalurkan karena cukup banyak tempat yang nyaman dan membumi. Hehe.. maksudnya kalau di Jakarta tempat2 yang nyaman itu umumnya kinclong2, jadi suka ga enak kalau kita lagi butek. Aku coba list ya tempat2 yang suka kita datangi di Harvard Square.

Ngopi/ngeteh dan nyemil

1. Dunkin Donut di Arrow Street. Cukup besar karena gabung jadi satu dengan Baskin Robbins. Biasanya Dunkin ini jadi markasnya polisi Cambridge. Polisi disini kayaknya identik dengan kopi & donatnya Dunkin. Jadi mereka banyak yang gendut2, kebanyakan donat kali ya. Hehe… Kalau suka dengan Baskin, biasanya Tuesday is $1 loh. Pesanan kesukaan Ari adalah hot latte with caramel swirl, spice tea dan strawberry frosted donut. Pesanan aku adalah hot latte with mocha swirl dan hot chocolate
2. Dunkin Donut di JFK Street (dulunya Eliot Café). Tepatnya di depan KSG. Dunkin ini juga besar karena menyediakan menu lunch sandwich, burger & croissant. Oya toko roti/pastry disini umumnya juga jual buah pisang & apel. Jadi buat yang diet bisa lunch dengan salad dan buah juga. Yang asik di Dunkin sini, ada outdoornya walaupun kecil (yah emang cuma bisa saat musim semi/gugur yang ga dingin aja sih). Letaknya di pertigaan gitu. Jadi cukup strategis dan nyaman buat meeting point
3. Dado Tea di Church Street. Tempatnya terlalu cilik sih, padahal asik. Bisa buat internetan. Yang paling ok disini tentu menu minumannya. Seperti namanya, menu tehnya emang unik2. Ada teh lemon jahe yang gelasnya kayak mangkok gede gitu. Tapi kalau aku dan Ari kebanyakan tentu pesan black coffee, latte atau mocha. Gelasnya dari clay yang unik. Oya, disini juga jual kue mochi dan simple lunch. Satu lagi Dado Tea adalah bisnis lokal di Harvard Square. So, it’s unique! Selain itu Dado Tea ada juga di Massachussetts Avenue. Nah kalau ini tempatnya besar. Ada bangku2 yang dari batang kayu segala. Terus juga ada merchandise seperti teko dll
4. Paradiso di Church Street. Disini selain kopinya nyam2 juga ada gelato yg juga nyam2. Gelasnya juga gede. Tempatnya cukup besar dan kalau lagi cuaca hangat ada outdoor-nya.
5. La Burdick di Brattle Street. The best hot chocolate ever! Benar2 rich teksturnya. Ampun deh nyam2 kalau lagi dingin. Tapi yang nyebelin, tempatnya unyil banget. kalau lagi dingin, pasti engga dapet seat. Oya, disini juga dijual coklat batangan, tapi aku belum pernah beli. Makanya sampai di Jakarta menyesal tidak pernah merasakannya.
6. Peets Coffee & Tea di JFK Street. Excellent coffee with cozy place. Soalnya lokasinya persis di depan taman yang pada jaman baheula adalah pasar petani. Tamannya walaupun tidak besar tapi enak banget dengan rumput tebal, banyak burung dara yang berkumpul dan juga street performance yang oke. Kalau lagi ultah, Peets bener2 murah hati. Free coffee at noon and free bean for buying things!
7. Science Center di deket GSAS Sebenarnya rasa kopinya standar aja. Namanya juga kantin mahasiswa. Tapi tempatnya nyaman. Kaca2 gitu jadi indoor tapi berasa di taman.
Nah, selain itu aku list beberapa tempat lain yang jarang kita datangi tapi oke lah buat icip2.
1. Algiers Coffee House di Brattle Street. Tempatnya bagus seperti rumah dengan dekor yang menarik. Bertingkat pula. Tapi sayangnya kopinya tidak oke banget. mungkin buat dinner oke ya.
2. Tealuxe around the square Sebenarnya jualannya teh aja, tapi kemasannya oke banget. soalnya disini kita bisa liat canggihnya si bartender buat teh dengan alat2 yg unik. Padahal tempatnya kecil loh, tapi compact dan fungsional. Karena aku dan Ari lebih milih ngopi daripada ngeteh kalau hang out, jadi aku hanya sekali kesini. Itupun ditraktir Allison, student co-ordinator di kampus. Rasanya…. Ya bagi aku seperti beli twinnings sih ya….. but if you love tea, maybe this is the right place! And It’s in the heart of Harvard square.
3. Finale Bakery di Massachussetts Avenue. Memang kue2 disini enak banget. Tapi harganya juga mahal banget buat kantong kita. Jadi jarang2 banget kesini. Kalau bukan ditraktir ya biasanya kesini karena ada acara perpisahan. Soalnya tempat yang paling gampang ditemukan.
4. Au Bon Pain in the heart of the square. Nah ini tempat memang ikon banget ya. Soalnya bener2 eye catching. Besar banget tepat di jantung square. Ada permainan catur di bagian luarnya yang selalu jadi tontonan. Belum lagi street performance dan demonstrasi. Kopinya lumayan standar seperti starbuck lah. Sandwich nya lumayan enak. Tapi aku tidak terlalu suka kesini karena terlalu ramai dan sering ada orang yang aneh2. eh tapi ada au bon pain yg kecil di deket2 situ juga. Kecil tapi nyaman juga tempatnya.
5. Dudley House Cafetaria di dalam Harvard Yard di dekat Johnston Gate. Buat minum2 ketemu teman lumayan sekalian merasakan auranya mahasiswa lagi (undergrad pula).
6. Pamplona Café, yg hobi bikin pengumuman mau tutup, tapi ga jadi2. lumayan keren hehe.
7. Coffee House di lt 2 Harvard Book Store. Lumayan, setelah ngubek2 cari buku diskonan.

Makan gede

1. Pinocchio’s Pizza
2. Mr. Bartley’s Burger (ngantrinya buseett deh…. Rasanya? So so sodara2…. Tapi sepertinya minumannya canggih, namanya aja lucu2. Aku beli pernah beli, karena pelit)
3. Crepes @ Massachussetts Avenue (waaaa yummy for diet lunch)
4. 9 Tastes
5. Spice Thai
6. Bombay
7. Tamarind Bay (love the buffet lunch sooo much, affordable & yum yummy)
8. Tanjore
9. Pizza mba dewi (Campo de Fiore)
10. Pho Pasteur/ Lee’s (Fave place forever!)
11. Felipe’s Taqueria
12. Charlie’s Kitchen
13. Spangler
14. Grendel’s Den (looking for the lunch menu)
15. Bertucci’s

Ice cream
1. Herrell’s
2. Toscanini (my idol)
3. Ben & Jerry’s
4. Baskin & Robbins
5. Paradiso

#Juli#