Sunday, December 04, 2005

Go on, teaching me about men and women

Hai, hai,

Pernahkah kamu berpikir tentang persentase sifat feminin dan maskulin dalam dirimu?
Memang, apa pentingnya, apa gunanya?
Ehmm, apa ini malah jadinya berkaitan dengan masalah jender yang tidak perlu?
Begitukah?

Beberapa minggu yang lalu, temanku menyelenggarakan sebuah diskusi tentang 'Women Wave'. Begini sebagian cuplikannya:

We are living in an environment where masculine power is valued, which is the quality of men. Living in such an environment where men power is valued we are trying to act like men, taking place of the man and destroying the possibility of harmonious contact. What is the function of woman? What is her power?

Rasanya memang benar kalau dunia ini masih mengagungkan masculine power. Tapi, aku tidak memandang maskulinitas sebagai sebuah hal yang dapat merusak harmoni. But anyway, I don't really care about that sentence, it's all about relativity for me.

Bagiku yang menarik adalah kalimat selanjutnya, kalimat pertanyaan itu. Aku tidak punya saudara kandung laki-laki. Kakak-kakakku perempuan. Bapak, walaupun dibesarkan dalam lingkungan yang patriarkis, tapi sama sekali tidak patriarkis. Di rumah, memang ada peran yang berbeda antara bapak dan mami. Peran yang memang diasosiasikan dengan peran fungsional laki-laki dan perempuan. Namun, di saat tercipta perubahan kondisi, bapak dengan sendirinya menjalankan peran yang sehari-hari bukan perannya. Misalnya, mencuci baju dan memasak.

Aku tidak suka mendikotomi peran. Tidak suka mengatakan ini pekerjaan perempuan, itu pekerjaan laki-laki. Aku sebal ketika berada di lingkungan patriarkis yang memungkinkan laki-laki untuk duduk-duduk, ngopi, makan enak.... tapi tak ingat bahwa semua itu bukan sulap. Apalagi tak ingat untuk berterimakasih dan menghargai.

Aku bersekolah di sekolah perempuan yang bagiku mengondisikan kemandirian dan meniadakan ketergantungan (salah satunya pada laki-laki). Menjauhkan anganku dari cita-cita romantis mendapatkan 'gentlemen'. Membuatku menertawakan simbol-simbol materialistik sebagai ungkapan cinta.

Pada intinya, aku menjauhkan diri dari pemikiran tentang pemisahan peran, baik yang bersifat mentalitas maupun fisikal. Karena bagiku, semuanya bisa sama. Hmm kecuali hal yang berkaitan dengan perkara biologis.

Kembali pada diskusi Woman wave, kembali pada pertanyaan tentang sisi feminin dan pemberdayaannya. Menarikku berkontemplasi sejenak tentang diriku sendiri. Selama ini - bagiku - peran apa, sifat apa, seharusnya bisa ada di dalam aku. Tergantung diriku sendiri. Tapi apa sebenarnya sisiku? Dulu sekali, dulu, kemarin, saat ini, selanjutnya? Let me feel it then....


"To begin with - let’s not ignore our sex. If we do not realize the woman within us, we will not be able to understand her properly." (Djyldyz Kydyrova, Nov 21, 05)

Jul-dec 05

No comments: