Monday, December 31, 2001

Juli's 2001

Kota apa yang paling tidak kusukai

Selamat pagi kepada siapapun yang merasakan pagi memberi enerji yang indah untuk menjalani hari baru. Mau tahu tidak kota apa di dunia ini yang paling tidak kusukai? Jakarta? Ya betul aku memang tidak suka dengan kota bejat ini, tapi ternyata ada lagi kota yang lebih menghantuiku. Kota Canberra. Kota kecil yang teratur dan tentram. Aku pernah kesana dan merasakan keteraturan di antara kesepiannya. Ketentraman di antara kesenduannya. Kota impian di masa berumur bukan?

Tanpa sengaja Canberra menoreh nanah di pelupuk hatiku. Merekam ingatan akannya mengalirkan gigil di telapak tanganku yang patah. Senandungkan nada sumbang di detak jantungku yang pipih. Merengaskan kulitku menjadi keriput sakit. Menguliti bibirku yang kering berdarah. Menyumbat lenggang tenggorokan yang sudah terengah-engah.

Canberra, jangan ada lagi kejutan peluru tandan yang tersisa. Atau jangan kautularkan kota lain untuk menelanjangi hatiku jadi beku.

Canberra, berikan aku senyum bintang yang paling manis. Dia dan aku memang masih tidak tahu sampai kapan pemberhentian kami. Tapi ia dan aku masih ingin punya cerita.

*November entah mengapa tidak ramah padaku


satu... jangan...

satu saja.
jangan dua.
yang kemarin sudah cukup membuat ledakan sebuncah bunga

satu noda.
jangan lagi.
yang dulu sekali pun masih pucat menebas kukuhnya seuntai perisai

satu mauku.
jangan usik dengan permainan sundal yang kasat mata.

satu hujan satu badai satu pelangi satu senja merah satu titik titik
jangan lebih perih jangan lebih gelap jangan lebih merona jangan lebih nikmat
jangan lebih titik titik

karena aku hanya manusia biasa
yang hanya kadang-kadang suka hal yang tidak biasa

*nopember pasi