Sunday, March 16, 2008

Kualalumpur Trip - Day 3

Bye Bye KL (16 Feb)

Bangun2 kita memang berencana berenang dulu. Lumayanlah setengah jam main air. Tapi dingin deh. Terus mau ke kakilima cari kaos2 tulisan KL gitu. Wah ternyata kalo masih pagi mahal ya bisa 2 kali harga malam di jl. Alor. Ya ga jadi, wong kualitasnya juga jelek. Akhirnya malah beli coklat Mars buat Ari.

Sekali lagi nih, nyela resepsionis hotelnya. Soalnya pelit senyum dan kata-kata. Ga nyambung sama hospitality award nya.

Yo wis deh, finally bye2 KL. The trip wasn’t so nice since I’m not a city mania with boring ordinary regular malls. But still love it, every second with my husband is a precious time!

Juli

Saturday, March 15, 2008

Kualalumpur Trip - Day 2


Half Day City Tour (15 Feb)

Makan pagi di hotel lumayan juga. Variasi menunya banyak dan rasanya ada yang enak dan ada yang so so. Lalu kita dijemput untuk tur. Kita ikut tur bersama 1 pasangan dari India. Selama perjalanan mereka ribet nyari kaset buat handycam-nya. Jadi beberapa kali stop ke beberapa tempat tapi ga dapat juga tuh.

Kunjungan pertama ke Istana Raja. Ternyata tidak boleh masuk, jadi hanya bisa lihat2 dari kejauhan di depan pagarnya. Ih ga seru banget deh. Tapi biar gitu, turis2 pada semangat tuh foto2. Kuda sama penjaga paling laku deh. Sampai-sampai ada orang yang disosor kuda. Bisa marah juga kudanya ya. Aku juga mau foto2. Soalnya gerbang istananya warna hitam mirip gerbang Harvard & Brown. Hehe….


Tujuan kedua ke Tugu Nasional. Ada tugu pahlawan perang yang dikelilingi kolam dengan air mancur dan replika lotus. Bersih dan rapi. Bagus juga buat foto2. Karena lokasinya rada tinggi, kelihatan juga pemandangan kota. Oya, ternyata masuk WC disini bayar juga. Tarifnya kurang lebih sama dengan Jakarta.

Selanjutnya berkunjung ke Butterfly park. Waduhhhh aku suka banget. Taman kupu-kupu ini diklaim sebagai yang terbesar di dunia. Kupu-kupunya banyak dan bagus2. tanamannya juga subur2 dan terawat. Belum lagi ikannya yang gendut2. kayaknya ini surga banget buat RaRa cantik. Ari banyak dapat foto bagus disini. Oya, ternyata kupu-kupu makan pisang juga ya….

Tujuan keempat ke Masjid Negara. Ari banyak dapat foto2 tulisan2 ‘pesanan untuk para mukminin’ yang bikin kita ketawa2. Selain itu nemu juga jalan Perdana di dekat masjid! Berikutnya ke Dataran Merdeka. Kira2 lapangan pusat semacam monas gitu. Di depannya beberapa gedung kolonial yang terawat dan kalau malam jadi meriah karena lampu2nya. Di Dataran Merdeka ada undang2nya juga yang isinya ga boleh ini itu, kayak ga boleh makan minum, merokok, berbaring, memanjat dll. Kalau dilanggar, didenda/dipenjara. Nah loh……Lalu kita ke tempat souvenir, ceritanya khas Malaysia. Barangnya memang bagus2 kualitasnya. Tapi kita ga tertarik lihat, karena sama dengan di Indonesia dan harganya lebih menarik di negeri sendiri.


Perjalanan selanjutnya ke Twin Tower. Tapi ga masuk, Cuma numpang foto2 di depannya. Waktu thn 2003 aku sudah naik ke atas. Tapi kan hanya boleh sampai di jembatan penghubung, bukan ke atas banget. Padahal pake acara ngantri. Ya pemandangannya sebenarnya biasa saja, tapi bisa terlihat bahwa KL jauhhhhhhhhh lebih teratur dari Jakarta. Eh ya, disini Ari nemu mobil proton saga keluaran baru dengan brand Perdana!Destinasi berikut adalah ke toko tas kulit. Lucu juga deh tokonya. Sebelum masuk, ceritanya dijelasin sedikit tentang berbagai macam kulit dan bagaimana proses buatnya. Terus ujung2nya dia bilang you are lucky today, because we have a big disount. Buy one get one free. So you are ladies get free while your husbands have to pay! Weleh2……

Yang terakhir kita dibawa ke toko Cokelat Beryls. Wah harus diakui, cokelatnya memang enak dan variatif. Padahal aku tidak suka cokelat. Ari kalap karena ada yang rasa durian & strawberry. Tapi harganya mahal yaaaa…. Akhirnya setelah dipilih2, dibeli almond white chocolate tiramisu & chocolate filling durian. Dua cokelat yang ga gede2 amat itu aja ngabisin lebih dr RM50. waktu bayar ga nyaman. Soalnya kita datang bersamaan dengan turis2 Cina yang ruameee dan kalap.

Selesai dengan tur, kita makan di foodcourt Lot 10. Ari makan seafood ramen dan aku yakimeshi. Terus kita ke supermarket di Sungai Wang yang sudah berubah jadi Giant (dulu kayaknya Tops). Kudu beli mozzarella buat nyokap. Abis itu sudah direncanakan untuk ngemil di waffle stop. Makan waffle strawberry ice cream dengan black coffee dan ice milo. Nyammmm. Dilanjutkan dengan acara potoh2 sambil kepanasan.

Setelah istirahat di hotel dan mandi2, kita pergi ke Central Market dan Chinatown di Petaling St. seperti biasa, cari taksi syulit banget. Central Marketnya memang bagus. Pasti turis2 seneng belanja oleh2 disini. Ber-AC dan bersih. Disini beli tas anyaman titipan bayang. Oya, RaRa dapat hadiah kucing dadah. Chinatown nya kurang menarik. Ruamee banget sama yg jualan. Yang beli ga banyak karena mungkin bukan peak season. Isi jualannya barang palsu semua. Yang jualan banyakan malah bukan China, tapi India. RaRa dapat kaos dan celana Liverpool merah (palsu tentunya! Hehe). Pokonya puyeng disini. Kalau ga niat cari barang2 bermerek (tapi palsu), mendingan ga usah kesini. Tadinya mau cari makan di Chinatown tapi ko keliatannya ga menarik, malah balik makan ke foodcourt Central Market. Ari makan stingray belachan kalau aku kwetiaw basah gitu.

Selanjutnya kita balik lagi ke jalan Alor Bukit Bintang. Soalnya pingin ngemil. Ari pesan es kacang Malaysia. Isinya rame2 ada kacang merah, jagung, kacang tanah etc. Enak juga. Aku beli sugarcane juice yang kurang enak karena banyakan airnya. Disini Ari rajin foto2 sementara aku capek. Jadinya kata Ari, fotomodelnya ngambek!

Juli

Friday, March 14, 2008

Kualalumpur Trip - Day 1

Tiba di KL (14 Feb)

Sesampainya di KLIA, yang dicari tentunya makanan! Soalnya kelaparan di pesawat ga dapat makanan. Rasanya nyam-nyam banget bisa makan croissant dan latte. Slurp! Lalu kita dijemput oleh staf dari MP travel-rekanan Best Tour di KL. Ibu-ibu yang macho gitu dan ga ada basa-basinya. Jalan terus dan diam. Sekalinya ngomong, dia bilang dia sudah nunggu dari jam 10.30. loh ko bisa? Wong jadwal kita berangkat jam 10.35?? ternyata dia dapat info yang salah dari atasannya. Disangka sampai jam 10.35 tiba di KL. Ya…. Bukan salah kita dong….. jadi selama 1 jam di mobil menuju hotel, dia diam saja sibuk ngomong sama temannya yang perempuan juga tapi lebih macho lagi. Sekali lagi, ga ada ramah-ramahnya. Ya udah kita tidur-tiduran aja.

Hotel kita namanya Royal Bintang, di area Bukit Bintang. Waktu aku lihat2 di internet, katanya hotel bintang 4 ini baru menang hospitality award. Memang sih di awal resepsionisnya cukup ramah. Tapi temannya ga teliti banget (kayaknya ga cocok deh jadi resepsionis). Ceritanya begini, si A sedang mencari kamar buat kita. Lalu si B berusaha membantu. Si B minta paspor aku untuk dituliskan di guest card. Lalu aku disuruh tandatangan dan diberi kupon makan pagi. Waktu aku lihat, ternyata ada tiga kesalahan. Pertama, nama di kartu itu bukan nama aku. Kedua, alamatku ditulis ‘Medan’ bukannya Jakarta. Ketiga, nama yang di kupon makan pagi juga bukan namaku. ?????

Sesampai di kamar sih kita senang. Soalnya kamarnya nyaman. Hampir sempurna, yang kurang Cuma remote TV yang error. Lalu kita ingin cepat-cepat keluar. Soalnya laper! Di bandara tadi kan cuma ngganjal aja. Terus kita jalan di sekitar hotel dan memilih makan nasi ayam gitu. Ari makan ayam hainam dengan kopi O. Aku makan sup baso ikan dan teh tarik. Lumayan kenyang dan dilanjutkan dengan kuriling2 lagi. Ari minum buah kelapa dan aku makan es krim Turki. Es krimnya cukup murah RM3 dengan rasa lumayan lembut. Yang unik ya yang jualan. Bapak tua berpakaian tradisional. Kalau ada pembeli dia akan bunyiin semacam krincingan gitu sambil nyanyi bahasa Turki.

Malamnya kita memutuskan pergi ke area Bangsar. Waktu ke KL th 2003, aku tidak ke daerah ini. Tapi Ari sudah waktu ke KL beberapa bulan yang lalu. Dari hotel kita cari taksi. Ya ampunnn…. Ternyata cari taksi di KL ga seru banget deh. Aku pikir karena Malaysia giat banget mempromosikan pariwisata, maka transportasi lokalnya juga disiapkan dengan bagus. Ternyata jauhhhhhhhhhhh lebih nyaman cari dan naik taksi di Jakarta. Taksi disana butut2 dengan mobil proton saga keluaran lama. Susah banget cari yang mau argo. Mereka sudah matok harga dan boleh ditawar. Jadi rasanya lebih kayak naik bajaj daripada taksi. Kenapa mereka ga mau argo? Setelah aku perhatikan, ternyata argonya memang relatif murah. (walaupun aku pikir emang harusnya murah, wong mobilnya butut, supirnya ngerokok, bagasinya ada yang ga bisa ditutup). Jadi mereka umumnya matok harga rata-rata 2.5x harga argo. Waktu berangkat menuju Bangsar, akhirnya kita nyerah tanpa argo setelah menyetop 3 taksi. Tarifnya RM15. Tapi karena macet (dibanding Jakarta sebenarnya tidak ada apa-apanya, tapi supirnya udah ributtttt banget). Jadi Ari tambahin jadi RM 17.

Sampai disana bingung mau makan apa. Akhirnya dipilih makan India di Devi’s corner. Aku makan cheese naan dengan chicken massala dan fish cake. Ari makan nasi briyani dengan udang. Rasanya, so so lah….. lalu kita ingin cari tempat minum kopi yang lokal. Tapi ya susah ya…. Adanya kopi-kopi kayak starbuck & coffee bean. Jadinya ga jadi.

Aku usul kembali ke Bukit Bintang ke area jalan Alor. Eh untungnya sekali nyetop taksi, dapat taksi yang mau pakai argo (tapi ya itu, ngerokok terusss). Sampai di jalan Alor argonya ‘cuma’ RM 6. tu kannnn jauh banget sama tarif berangkat. Jalan Alor itu isinya makanan open air kayak jl. Pecenongan kali ya. Rata-rata Chinese food gitu dengan es-esan yang bikin Ari lapar mata. Disini sempetin beli dodol durian, makanan laut kering & old town coffee/tea. Bukit Bintang memang daerah malam yang ramai tapi tetap berasa aman. Berhubung kita ngotot pingin kupi, jadinya ke San Fransisco Coffee (soalnya ga nemu yang brand lokal). Ceritanya Valentine, aku pesen latte valentine. Tapi aneh deh, masa Latte strong banget rasanya. Alhasil aku ga bisa bobo blas!

Juli

Kuala Lumpur bound...

Berhubung menang lomba menulis wisata di Kompas, aku dapat hadiah paket tur 3 hari 2 malam Kualalumpur dari Best Tour. Sayang hadiahnya hanya untuk 1 orang. Jadi mau ga mau harus beli juga buat Ari. Setelah ditimbang-timbang, RaRa tidak diajak pergi. Sebabnya, kita belum berani bawa RaRa ke luar negeri walaupun sebenarnya waktu tempuh 2 jam yang relatif ga beda dengan ke Bali. Tapi ya namanya juga bukan negara sendiri.

Sebenarnya aku tidak terlalu eager jalan-jalan ke Kualalumpur. Alasannya karena sudah pernah (walau singkat juga) di tahun 2003 dan buatku Kualalumpur bukan tujuan wisata yang menarik. Tadinya mau aku alihkan hadiahnya, tapi ternyata tidak bisa dipindahnama. Jadi karena sayang kalau tidak digunakan, akhirnya kita memutuskan berangkat tanggal 14-16 Febuari. Ga bermaksud disama-samain dengan Valentine’s day, kebetulan saja milihnya bertepatan.

Karena sudah diatur dari biro travelnya, kita naik pesawat Lion Air. Sebelumnya kita belum pernah naik Lion Air. Untungnya RaRa tidak ikut (sebab detik-detik terakhir mau berangkat, kita kepikiran ingin bawa RaRa karena takut kangen). Soalnya walaupun masuk terminal internasional, ternyata berangkat tetap dari domestik. Jadi dari internasional harus naik bis ke domestik. Belum telatnya kurang lebih 1 jam. Wah ribet deh, kasihan RaRa kalau ikut. Berikut saran yang aku sampaikan ke CustomerCare@lionair.co.id (belum mendapat tanggapan):

Sebenarnya tidak ada yang jelek dalam penerbangan tersebut (walaupun pulang pergi ada keterlambatan terbang, tapi bisa ditolerir). Tapi ada satu hal yang ingin saya sampaikan sebagai masukan bagi Lion Air untuk memperbaiki image. Apalagi saya baca di Kompas hari ini, Lion Air baru saja membeli banyak pesawat baru.

Saran saya menyangkut hospitality pramugari. Pertama, Lion Air memberikan jasa pelayanan, selayaknya pramugari sebagai pihak yang bertemu langsung dengan pelanggan memberikan pelayanan yang ramah. Pramugari pada saat saya pergi dan kembali ke Jakarta tampak setengah2 dalam tersenyum dan malas mengucapkan selamat datang. Padahal jika pelanggan menunggu terlalu lama apalagi ada delay, kehangatan dari awak pesawat bisa menjadi hal yang menyenangkan.

Yang kedua, saya sungguh prihatin dengan sikap pramugari yang kurang membantu orang tua. Ketika terbang kembali ke Jakarta, saya melihat ada dua orang ibu yang sudah berumur (mungkin lebih dari 60 thn) yang hendak meletakkan kopernya di kabin. Pramugari yang tepat berdiri di samping 2 ibu tersebut hanya diam melihat dan sama sekali tidak memiliki intensi untuk menolong. Ibu yang pertama cukup tinggi sehingga ia bisa meletakkan tasnya sendiri. Tapi ibu yang kedua lebih kecil dan membawa koper. Sampai akhirnya si ibu tersebut berkata minta tolong pada sang pramugari (yang senyumnya pun mahal sekali) baru ia mau menolong. Bagi saya hal tersebut sungguh keterlaluan.

Saturday, March 01, 2008

Ember...

Lomba mirip RaRa

Rara

Giring
Alanis (sinetron "Doo Bee Doo")