Friday, March 14, 2008

Kualalumpur Trip - Day 1

Tiba di KL (14 Feb)

Sesampainya di KLIA, yang dicari tentunya makanan! Soalnya kelaparan di pesawat ga dapat makanan. Rasanya nyam-nyam banget bisa makan croissant dan latte. Slurp! Lalu kita dijemput oleh staf dari MP travel-rekanan Best Tour di KL. Ibu-ibu yang macho gitu dan ga ada basa-basinya. Jalan terus dan diam. Sekalinya ngomong, dia bilang dia sudah nunggu dari jam 10.30. loh ko bisa? Wong jadwal kita berangkat jam 10.35?? ternyata dia dapat info yang salah dari atasannya. Disangka sampai jam 10.35 tiba di KL. Ya…. Bukan salah kita dong….. jadi selama 1 jam di mobil menuju hotel, dia diam saja sibuk ngomong sama temannya yang perempuan juga tapi lebih macho lagi. Sekali lagi, ga ada ramah-ramahnya. Ya udah kita tidur-tiduran aja.

Hotel kita namanya Royal Bintang, di area Bukit Bintang. Waktu aku lihat2 di internet, katanya hotel bintang 4 ini baru menang hospitality award. Memang sih di awal resepsionisnya cukup ramah. Tapi temannya ga teliti banget (kayaknya ga cocok deh jadi resepsionis). Ceritanya begini, si A sedang mencari kamar buat kita. Lalu si B berusaha membantu. Si B minta paspor aku untuk dituliskan di guest card. Lalu aku disuruh tandatangan dan diberi kupon makan pagi. Waktu aku lihat, ternyata ada tiga kesalahan. Pertama, nama di kartu itu bukan nama aku. Kedua, alamatku ditulis ‘Medan’ bukannya Jakarta. Ketiga, nama yang di kupon makan pagi juga bukan namaku. ?????

Sesampai di kamar sih kita senang. Soalnya kamarnya nyaman. Hampir sempurna, yang kurang Cuma remote TV yang error. Lalu kita ingin cepat-cepat keluar. Soalnya laper! Di bandara tadi kan cuma ngganjal aja. Terus kita jalan di sekitar hotel dan memilih makan nasi ayam gitu. Ari makan ayam hainam dengan kopi O. Aku makan sup baso ikan dan teh tarik. Lumayan kenyang dan dilanjutkan dengan kuriling2 lagi. Ari minum buah kelapa dan aku makan es krim Turki. Es krimnya cukup murah RM3 dengan rasa lumayan lembut. Yang unik ya yang jualan. Bapak tua berpakaian tradisional. Kalau ada pembeli dia akan bunyiin semacam krincingan gitu sambil nyanyi bahasa Turki.

Malamnya kita memutuskan pergi ke area Bangsar. Waktu ke KL th 2003, aku tidak ke daerah ini. Tapi Ari sudah waktu ke KL beberapa bulan yang lalu. Dari hotel kita cari taksi. Ya ampunnn…. Ternyata cari taksi di KL ga seru banget deh. Aku pikir karena Malaysia giat banget mempromosikan pariwisata, maka transportasi lokalnya juga disiapkan dengan bagus. Ternyata jauhhhhhhhhhhh lebih nyaman cari dan naik taksi di Jakarta. Taksi disana butut2 dengan mobil proton saga keluaran lama. Susah banget cari yang mau argo. Mereka sudah matok harga dan boleh ditawar. Jadi rasanya lebih kayak naik bajaj daripada taksi. Kenapa mereka ga mau argo? Setelah aku perhatikan, ternyata argonya memang relatif murah. (walaupun aku pikir emang harusnya murah, wong mobilnya butut, supirnya ngerokok, bagasinya ada yang ga bisa ditutup). Jadi mereka umumnya matok harga rata-rata 2.5x harga argo. Waktu berangkat menuju Bangsar, akhirnya kita nyerah tanpa argo setelah menyetop 3 taksi. Tarifnya RM15. Tapi karena macet (dibanding Jakarta sebenarnya tidak ada apa-apanya, tapi supirnya udah ributtttt banget). Jadi Ari tambahin jadi RM 17.

Sampai disana bingung mau makan apa. Akhirnya dipilih makan India di Devi’s corner. Aku makan cheese naan dengan chicken massala dan fish cake. Ari makan nasi briyani dengan udang. Rasanya, so so lah….. lalu kita ingin cari tempat minum kopi yang lokal. Tapi ya susah ya…. Adanya kopi-kopi kayak starbuck & coffee bean. Jadinya ga jadi.

Aku usul kembali ke Bukit Bintang ke area jalan Alor. Eh untungnya sekali nyetop taksi, dapat taksi yang mau pakai argo (tapi ya itu, ngerokok terusss). Sampai di jalan Alor argonya ‘cuma’ RM 6. tu kannnn jauh banget sama tarif berangkat. Jalan Alor itu isinya makanan open air kayak jl. Pecenongan kali ya. Rata-rata Chinese food gitu dengan es-esan yang bikin Ari lapar mata. Disini sempetin beli dodol durian, makanan laut kering & old town coffee/tea. Bukit Bintang memang daerah malam yang ramai tapi tetap berasa aman. Berhubung kita ngotot pingin kupi, jadinya ke San Fransisco Coffee (soalnya ga nemu yang brand lokal). Ceritanya Valentine, aku pesen latte valentine. Tapi aneh deh, masa Latte strong banget rasanya. Alhasil aku ga bisa bobo blas!

Juli

No comments: