Hari Minggu (5/8) sore Rara pergi ke Taman Menteng, sambil menunggu Ami ke gereja. Ini kali ketiga Rara main di sana. Rara kelihatan selalu happy kalau main di Taman Menteng. Ia paling suka melihat air mancur. Tapi ia juga suka melihat rumput hijau dan pohon serta orang ramai. Di sana juga ada bagian taman bermain anak-anak. Rara suka berdiri di besi-besi tempat memanjat. Kelihatan sih kalau ia akan suka, karena di rumah juga senang sekali berdiri di tempat tidur, berpegangan pada teralis jendela kamar. Kemarin Rara juga coba main ayunan, dipangku papai, berdesakan sama kakak Ben. Dia marah ketika harus berhenti. Tapi memang harus gantian karena banyak teman-teman yang antre main ayunan.
Taman Menteng memang baru saja dibuka untuk umum. Dulu tempat itu adalah stadion Persija. Waktu kecil si papai pernah beberapa kali nonton pertandingan bola di sana. Sekali nonton PSSI dikalahkan PSMS Medan. Pelatihnya ketika itu pak Harry Tjong. Pemainnya antara lain Dede Sulaiman, Bambang Nurdiansyah dan Hermansyah.
Tahun lalu pak Gubernur Sutiyoso memutuskan untuk merobohkan stadion yang katanya sudah kumuh dan tidak terawat, dan membangun taman untuk masyarakat. Memang sih cara beliau dalam mengambil keputusan agak otoriter. Banyak yang protes, termasuk pihak Persija, tidak didengar. Tapi ketika jadi, masyarakat suka. Terasa sekali kalau orang Jakarta memang kekurangan ruang terbuka yang bisa diakses umum. Apalagi untuk yang punya anak bayi menjelang belajar jalan yang maunya bergerak terus seperti Rara.
Alternatifnya adalah Taman Suropati dan Taman Monas. Rara juga suka diajak papai muter-muter keliling Taman Suropati, tempat papainya konon dulu belajar jalan. Taman Monas juga enak, dan jauh lebih luas. Sayangnya para pengunjung masih belum bisa menjaga kebersihan. Di taman-taman itu, Rara bisa menemukan tempat untuk sedikit bernafas lega di antara gedung-gedung dan asap Jakarta.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment