sebuah nama dalam lamunanku....
kugores-gores dengan sepenuh hati...
lewat pena yg berjingkat anggun di kertas seputih pengantin...
tiada lelah untuk mencapai persinggahan...
menerobos dengan lembut sepinya daratan hampanya lautan...
yang kadang begitu kejam memainkan panggungnya...
sebuah sosok dalam heningnya mata ini menutup...
mampu menyeka matahari sengit yg melecut kepedihan...
menyisipkan rona jambon pada pasinya rembulan...
menambah satu kilat pada sepinya langit hitam...
menengahi sebuah kegalauan yg datang tanpa diminta...
sebuah harapan kulilit di loyang cintaku...
menanti lohincvar-ku
maret 99
adalah aku
adakalanya aku memaksa bunga tidurku
adalah aku mengacak barisan awan putih
adalah aku memutar matahari lebih cepat
adalah aku mengganti musim sesegera
adalah aku menyeret tanggal demi tanggal
karena aku merindukannya...
AKU SANG BULIR LUKA
buat si dia yang mengaku2 turunan matahari,
ada bulir luka yang menganga berharap diseka
tapi dimanakah dia?
sang dewi murung masih mengitarinya dengan segala teka tekinya
aku sang bulir luka
sungguh ingin segera menyulap diri
dan lepas dari magnit sang dewi murung
karena
aku sang bulir luka
merasakan dentaman hebat menggugah rasa
menyeruak diantara aura mereka
diantara jalinan bintang milik mereka
....
juls des 99
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment