Sunday, December 31, 2000

Juli's 2000

apakah hatiku
ketika detak jam pasir mengganggu telinga
mengingatkan harinya datang

apakah hatiku
ketika awan hitam menyapa kening kering
menyadarkan belaiannya takkan lama lagi

apakah hatiku
ketika biru membangunkan dari tidur
menyuntikkan ketidakadilan dunia

apakah hatiku apakah hatiku
aku inginkan sendu ini jadi indah
enam bulan lagi...

juli pada januari 11



Sempoyongan di sebuah…


Sempoyongan di sebuah jalanan berdebu, gelap dan galau
terlalu sunyi entah mengapa, sampai-sampai ketika ia mengatup bibirnya yang
kelabu terdengar giginya berdentangan.
Tak ada yang tahu, dia atau aku atau ketika bertanya pada langit yang
membisu dingin
sampai kapan pemberhentian kami.

Di tengah peluhnya malam, yang aneh, aku dan ia berkeringat
di antara gemeletuk batu-batu es.
Ia memecah kebekuan dan kesenduan, mengajak tertawa terbahak
dari yang diibuat-buat sampai yang benar-benar terpingkal-pingkal entah mengapa kami tertawa.
Lalu ia mengajak menangis dari yang sesenggukan hingga meratap ketakutan
entah mengapa kami menangis.

Dia dan aku masih tidak tahu sampai kapan pemberhentian kami.
Tapi ia dan aku masih ingin punya cerita.

Juls
Maret 16, 00




?

ketika pagi datang melarikan dari mimpi
aku berkata untuk mengunyah senyum

ketika embun menyentuh samar bulu-bulu halus di dengkulku
aku bergidik tapi biasa

ketika mentari terik menampar merengas mata untuk menyipit
aku mengaduh sepi

ketika langit melembut dan merona-rona jingga
aku sedikit lega mendapatkan waktu

ketika mentari belum lagi pergi dan bulan menyembul terlalu dini
aku teringat dua rasa

apakah hari ketika aku begitu malas untuk beranjak
apakah hari ketika aku begitu menantikan seseorang
apakah hari ketika bedug di dada tak henti menekan
apakah hari ketika aku ingin tertawa bersama dunia
apakah hari ketika salib menorehku berdarah
apakah hari ketika wajahku penuh bunga dan pendar

hari kemarin, ini dan esok?

Jun, 00


Katakan padanya


Katakan pada gadis kecilmu
Bunga mataharinya takkan lelah tersenyum
Bunga rose ungunya takkan layu menangis

Katakan pada kilat matanya
Jam pasirnya akan sampai pada bulan ke delapan
Pelangi di atas kepalanya akan bergurat kembali

Hatinya takkan meraba lagi
Gelaknya tak pasi lagi
Bibirnya mendapatkan bibirmu

Katakan padanya


***June 2000,sbh kangen



CUP

Empat tahun yang lewat menera-nera
Gejolak yang pernah datang untuk pertama kalinya
Seperti panas dan dingin yang sukar dilerai
Biar sudah mengadu pada siapa yang maha kuasa
Mengaduh marah tapi anehnya merasa lega

Menurutku…
Cup itu indah
Pada akhirnya
Dan ternyata
Belum berahkir
Dan aku tak ingin berakhir

November 2000
Ingatkah ?

No comments: