Thursday, December 31, 1998

Juli's, 1998

Undo

“I guess it’s kind of right
Life is best played without a script”

Ketika mencoba untuk berbuat
Sesuatu yang manis, yang bisa
Dikenang dengan senyum
Ternyata berantakan…

Ketika skenario terlalu matang
Diangankan
Berharap pelangi membela
Ternyata gugur…

Keinginan yang hanya sederhana,
Yang hanya butuhkan segenggam
Waktu, yang hanya pentaskan niat
Ternyata memerahkan rasa…

Lagi,
Terulang ketololan
Yang katanya coba dihapus
Ternyata khayal masih menguntit…

Jul
Jan 2’ 1998
The sad new year



Selamat ulang tahun buat ari

Dengan cara apapun kamu merajuk
Umur tak akan pernah mau mengalah
Perintahkan saja dia
Agar merayumu untuk menengok ke belakang sejenak
Dan merakitkan satu lagi kedewasaan

Ari,
Ulang tahun mungkin memang bukan hari yang harus diistimewakan dibanding hari-hari lain,
Tapi menjadi istimewa karena kamu istimewa bagi juli

Feb 8’ 1998



menatap matanya
adalah membuka segala impian berbunga
adalah meletup detak nadi ke permukaan
adalah mereka-reka ke arah mana pena menggiring

menelusuri dirinya
kuingin hanyutkan bayang berduri
kuingin tidak peduli esok
kuingin genggaman tangannya

juls
march 16'1998
pagi-pagi



Heaven's tear

sepertinya tidak bisa lagi aku congkak membenci hujan
tidak sanggup aku mencinta kemarau yang merajam halusnya pipi
tidak tahan aku membiarkan panas membawa api jahanam
lalu menghantarkan angin memporakporandakan sang dewa hijau

saat kemarau tiba
tidak bisa tidak kurindukan hujan
menyirami sela2 rambutku, pipiku dan tubuhku
kembali merasakan bangkitnya kegalauan menjadi kedamaian

airmataku memang jatuh menderas akhir2 ini
jangan katakan kemarau lagi
aku masih berharap
dia dan aku punya senyum

hei, jangan lagi hujan dalam nada c minor.....

juls'heaven's tear ...... (laura)mei 18'98

ape-ku tersayang

sesegera cincin matahari yang lalu

yang menyadarkan manusia dari roda2nya

kuterjaga di sebuah detik yang terus berlanjut

menatap jendela berharap senyumnya

memejamkan mata aku membayang

siluet dia dan aku pada tengah cincin

menari, merebah dan mencinta

Penghujung 1998

aku ingin kamu mengenangku,

dengan segenggam potret cerita kita,

tiap kamu membuka mata menyambut dunia,

tiap kamu menutup mata menera mimpi.

jul sayang ar

No comments: