"I'll tell you a secret. Something they don't teach you in your temple. The Gods envy us. They envy us because we're mortal, because any moment might be our last. Everything is more beautiful because we're doomed. You will never be lovelier than you are now. We will never be here again." (Achilles - Troy, 2004)
Manusia tidak dapat dipisahkan dari kematian. Tidak juga Achilles, yang perkasa dan sangat tangguh dalam perang Trojan. Tidak juga Kurt Cobain, yang lagu-lagu spektakulernya sempat aku hapal. Tidak juga mamaku yang kupikir akan bersamaku hingga paling tidak usiaku 40 tahun. Kematian ada di depan mata sejak adanya kelahiran. Dua hal yang bertolak belakang namun tak terpisahkan bagai koin mata uang.
Manusia yang bertambah usia harus menerima ketuaannya. Keriput yang tak diundang, rambut putih yang menggoda, nafas yang terasa menipis, gerak yang melambat. Manusia detik ini, bisa jadi 180 derajat berbeda dari sebelumnya, bisa jadi 0,00001 derajat berbeda dari sebelumnya.
Muda adalah masa lalu, yang terkadang dikenang indahnya, terkadang dirindukan pedihnya. Pengalaman tidak akan berulang sama sebangun. Setiap kejadian adalah satu dan berbeda dari yang lainnya. Entah datar biasa saja, entah mengejutkan, entah memberi rasa. Adakalanya membuat terkenang, tertanam dalam memori. Adakalanya dibungkus dan disimpan untuk dilupakan.
Aku ingin bisa menikmati setiap momen milikku, yang putih, hitam, ataupun abu-abu. Seperti kata Achilles ".... any moment might be our last ..."
juli- Nov 05
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment